Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.

Masjid Islamic Center Samarinda, Permata di Tepi Mahakam

Islam telah mengakar di tengah masyarakat Kalimantan Timur sejak ratusan tahun silam. Bila merujuk Hikayat Kutai, persebaran agama ini sampai ke daerah berjulukan Benua Etam tersebut pada akhir abad ke-16.

Pada abad ke-17, raja Kutai Kartanegara yang telah memeluk Islam mengizinkan orang-orang Bugis dari Sulawesi untuk membuka perkampungan di sekitar Sungai Mahakam. Pemimpin mereka, Lamohang Daeng Mangkona, lantas menamakan daerah tersebut sebagai Sama Rendah. Itulah cikal bakal Kota Samarinda, yang kini menjadi ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.

Pada masa kolonialisme, Samarinda merupakan salah satu basis perjuangan kaum Muslimin dalam menentang penjajahan. Sesudah Indonesia merdeka, kota seluas 718 km persegi itu terus menjadi sebuah pusat dakwah. Berbagai kegiatan keislaman dilakukan, serta banyak pula tokoh ulama yang lahir di sana.

Masjid Islamic Center Samarinda (MICS) menjadi ikon syiar Islam yang dibanggakan masyarakat kota setempat dan Provinsi Kalimantan Timur umumnya. Masjid yang berlokasi di Kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, itu tak jauh dari tepi Sungai Mahakam.

Dengan luas bangunan utama yang mencapai 43.500 meter persegi, rumah ibadah ini merupakan masjid terbesar kedua di seluruh Asia Tenggara, yakni sesudah Masjid Istiqlal Jakarta.

Redaksi